Amarah
dan Kekesalan yang kini melanda Prasetyo,
Kecewa yang selalu membayangi, beribu maaf yang entah berapa kali terlontar
dari bibirnya. “Maafkan aku, ku akui aku memang salah. Maafkan aku jika semua
itu membuatmu cemburu dan kecewa, Maafkan Aku…” ucapan maaf dan pengakuan
Prasetyo tak meredamkan kekalutan dan kebimbangan atas diri Livia; kekasihnya, yang kini telah kecewa dan terbakar cemburu atas
perbuatan Prasetyo. “Aku tidak menyangka kamu segitu genitnya dengan wanita lain
dan tak habis pikir dengan pemikiranmu, kau anggap aku apa?” Livia membalas
dengan nada keras dan sedikit pekikkan yang membuatnya nyaris terdesak “..ku
kira kau tak akan bermain percikkan api, kini aku mulai meraguimu, tak lagi
kupercayaimu sepenuhnya. Aku kecewa padamu” sambungnya dengan suara yang tak
selantang awalnya.. Livia mulai terisak.
Prasetyo
sangat menyesali perbuatannya, memarahi dirinya sendiri, kecewa akan perbuatan
yang telah di lakuinya, dan membuatnya begitu sedih, dia gagal mempertahankan
kepercayaan Livia kepadanya. Malam itu serasa petir menyambarnya dengan
hembusan angin yang membuatnya beku, dengan kenyataan yang tak pernah ia
bayangkan, Livia memutuskan hubungan dengannya. Prasetyo tak bisa berbicara, mulutnya
terkunci rapat, hatinya berkecambuk, perih sekali rasanya, mendengar kata PUTUS ia berharap telinganya mendadak
tuli agar tak pernah di dengarnya lagi kata itu. Semalaman Prasetyo tak bisa
tidur, pikirannya selalu membayangi saat terakhir ia bertemu Livia, penyesalan
yang membuat cowok keras kepala itu seakan menjadi cengeng, menangis
tersendu-sendu meratapi nasib cintanya yang kini telah kandas.
Sehari
sebelum Livia mengakhiri Cintanya dengan Prasetyo, Livia hanya ingin sekedar
melihat dan mengecek akun Facebook
milik Prasetyo, Email dan password telah ia dapatkan sejak lama,
jadi tak susah untuk membuka akun Facebook
milik Prasetyo dengan diam-diam alias tanpa sepengetahuan Prasetyo. Saat
membuka inbox akun Facebook milik Prasetyo, Livia terkejut
dan tak percaya dengan apa yang ia lihat, rupanya selama seminggu Livia tak
mengabari Prasetyo, Prasetyo tak merasa cemas ataupun mencarinya karena ia
melihat begitu banyak pesan yang masuk dan itu semua adalah wanita dengan
kata-kata rayuan manis yang menjijikan dan nomor ponsel berikut dengan pin BB
serta data pribadi maupun alamat rumah wanita-wanita itu. Livia terbelalak,
matanya seakan melebar dengan rahang yang ternganga, mulutnya membentuk
lingkaran kecil lalu mengeluarkan suara “OH.. MY GOD!! I CAN’T BELIEVE IT” kecemburuan
mengalir ke paru-parunya yang membuat Livia sesak dan merobek-robek hatinya.
MARAH!! LIVIA SANGAT MARAH!!
Prasetyo
berusaha memperbaiki hubungannya dengan Livia, namun Livia masih terbakar
cemburu dan amarah. Berkali-kali Prasetyo menelepon Livia dan sms dengan
kata-kata yang panjang sampai tak tahu berapa banyak jumlahnya. Livia tak
meresponnya malah ponselnya kini dinonaktifkan.
Dengan lantang Prasetyo berkata “Apa yang harus gue perbuat? Gue sangat
mencintai Livia, seandainya Livia beri gue kesempatan, gue janji gak akan
mengulanginya lagi dan gak akan mengecewakannya lagi. Dua tahun Livia menemani
gue, suka duka kita bersama. Gue gak rela kalau hubungan gue sama Livia putus
gitu aja Cuma gara-gara Facebook” tinju
menghantam jam weker yang tersenyum di atas meja samping tempat tidurnya,
menjadi terbelah-belah dan hancur.
Saat
ini Prasetyo sedang berjuang untuk menanam kembali kepercayaan Livia kepadanya,
dan berharap masalah ini akan segera berakhir dengan manis. Semoga hubungan
Mereka (Prasetyo dan Livia) bisa kembali menjalin kasih. Cinta Sejati tidak akan
pernah terhalang oleh apapun dan Dunia manapun. Percayalah.. Jika saling
Mencintai jangan pernah menghakhiri cinta yang terjalin, karena Kekesalan dapat
kita redamkan dengan pikiran yang jernih dan positif, namun jika Cinta yang kita
akhiri belum tentu kesempatan akan menemui kita lagi.
Dari Cinta yang kita
pertahankan
Dunia Maya menjadi
Singgahan
Cinta Sejati harus di
Perjuangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar