Sabtu, 04 Januari 2014

Cuma Gara-Gara Facebook

Amarah dan Kekesalan yang kini melanda Prasetyo, Kecewa yang selalu membayangi, beribu maaf yang entah berapa kali terlontar dari bibirnya. “Maafkan aku, ku akui aku memang salah. Maafkan aku jika semua itu membuatmu cemburu dan kecewa, Maafkan Aku…” ucapan maaf dan pengakuan Prasetyo tak meredamkan kekalutan dan kebimbangan atas diri Livia; kekasihnya, yang kini telah kecewa dan terbakar cemburu atas perbuatan Prasetyo. “Aku tidak menyangka kamu segitu genitnya dengan wanita lain dan tak habis pikir dengan pemikiranmu, kau anggap aku apa?” Livia membalas dengan nada keras dan sedikit pekikkan yang membuatnya nyaris terdesak “..ku kira kau tak akan bermain percikkan api, kini aku mulai meraguimu, tak lagi kupercayaimu sepenuhnya. Aku kecewa padamu” sambungnya dengan suara yang tak selantang awalnya.. Livia mulai terisak.

Prasetyo sangat menyesali perbuatannya, memarahi dirinya sendiri, kecewa akan perbuatan yang telah di lakuinya, dan membuatnya begitu sedih, dia gagal mempertahankan kepercayaan Livia kepadanya. Malam itu serasa petir menyambarnya dengan hembusan angin yang membuatnya beku, dengan kenyataan yang tak pernah ia bayangkan, Livia memutuskan hubungan dengannya. Prasetyo tak bisa berbicara, mulutnya terkunci rapat, hatinya berkecambuk, perih sekali rasanya, mendengar kata PUTUS ia berharap telinganya mendadak tuli agar tak pernah di dengarnya lagi kata itu. Semalaman Prasetyo tak bisa tidur, pikirannya selalu membayangi saat terakhir ia bertemu Livia, penyesalan yang membuat cowok keras kepala itu seakan menjadi cengeng, menangis tersendu-sendu meratapi nasib cintanya yang kini telah kandas.

Sehari sebelum Livia mengakhiri Cintanya dengan Prasetyo, Livia hanya ingin sekedar melihat dan mengecek akun Facebook milik Prasetyo, Email dan password telah ia dapatkan sejak lama, jadi tak susah untuk membuka akun Facebook milik Prasetyo dengan diam-diam alias tanpa sepengetahuan Prasetyo. Saat membuka inbox akun Facebook milik Prasetyo, Livia terkejut dan tak percaya dengan apa yang ia lihat, rupanya selama seminggu Livia tak mengabari Prasetyo, Prasetyo tak merasa cemas ataupun mencarinya karena ia melihat begitu banyak pesan yang masuk dan itu semua adalah wanita dengan kata-kata rayuan manis yang menjijikan dan nomor ponsel berikut dengan pin BB serta data pribadi maupun alamat rumah wanita-wanita itu. Livia terbelalak, matanya seakan melebar dengan rahang yang ternganga, mulutnya membentuk lingkaran kecil lalu mengeluarkan suara “OH.. MY GOD!! I CAN’T BELIEVE IT” kecemburuan mengalir ke paru-parunya yang membuat Livia sesak dan merobek-robek hatinya. MARAH!! LIVIA SANGAT MARAH!!

Prasetyo berusaha memperbaiki hubungannya dengan Livia, namun Livia masih terbakar cemburu dan amarah. Berkali-kali Prasetyo menelepon Livia dan sms dengan kata-kata yang panjang sampai tak tahu berapa banyak jumlahnya. Livia tak meresponnya malah ponselnya kini dinonaktifkan. Dengan lantang Prasetyo berkata “Apa yang harus gue perbuat? Gue sangat mencintai Livia, seandainya Livia beri gue kesempatan, gue janji gak akan mengulanginya lagi dan gak akan mengecewakannya lagi. Dua tahun Livia menemani gue, suka duka kita bersama. Gue gak rela kalau hubungan gue sama Livia putus gitu aja Cuma gara-gara Facebook” tinju menghantam jam weker yang tersenyum di atas meja samping tempat tidurnya, menjadi terbelah-belah dan hancur.

Saat ini Prasetyo sedang berjuang untuk menanam kembali kepercayaan Livia kepadanya, dan berharap masalah ini akan segera berakhir dengan manis. Semoga hubungan Mereka (Prasetyo dan Livia) bisa kembali menjalin kasih. Cinta Sejati tidak akan pernah terhalang oleh apapun dan Dunia manapun. Percayalah.. Jika saling Mencintai jangan pernah menghakhiri cinta yang terjalin, karena Kekesalan dapat kita redamkan dengan pikiran yang jernih dan positif, namun jika Cinta yang kita akhiri belum tentu kesempatan akan menemui kita lagi.



Dari Cinta yang kita pertahankan
Dunia Maya menjadi Singgahan
Cinta Sejati harus di Perjuangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate