Aku tak akan pernah
menyangka akan merasakan hal ini lagi, aku tak pernah mengharapkan untuk mencicipi kekecewaan
lagi, Sedetikpun tak pernah aku pikirkan untuk berpisah darimu, berjauhan
denganmu atau sekedar terpisah beberapa waktu saja. Aku tak akan pernah mau
membayangkan hal itu. Namun nyatanya semua seperti kutukan mendadak buatku,
semuanya terjadi, hal yang sangat tak pernah aku inginkan.
Sudah beranjak bulan
ke tiga dan tahun pertamaku mendukung sang waktu untuk menjauhi kita, aku dan
kamu. Sekian tak ada lagi cerita yang harus kuceritakan saat malam bersandar,
memelukku dengan penuh pertanyaan, dengan rasa cemas yang seolah membuatku mendadak
tak bisa tidur.. menggerogoti setiap malamku yang penuh
harapan namun masih dengan keraguan. Akankah kau segera pulang? Berapa lama
lagi aku harus menunggumu? Sampai kapan aku harus merasakan kepiluan atas
kepergianmu?
Aku benci dengan
keadaan ini, jika aku boleh mengeluh, Aku tak pernah menginginkan ini terjadi
dalam hidupku. Atau jika aku bisa memilih.. Aku tak akan membiarkanmu
meninggalkan kenangan indah tanpa kau bawa pergi bersamamu. Aku hilang
kendali, programku terformat semua oleh virusmu,
menyebar keseluruh otakku, merefresh berulang-ulang tentang
kebersamaan kita, mendownload file baru berisi kegalauanku yang
ditinggal olehmu, dan kau sengaja tak meng-upgradeku agar terus dapat
kau kendalikan aku.
Seperti album usang
kau buat diriku jadul, berjamur, berdebu, kusam, dan jelek. Seperti rumah tua
yang rapuh tak berpenghuni kau buat aku sepi tak bernarasi. Seperti bangku
kosong kau buat aku menyendiri. Bila saja waktu itu aku tak menemuimu saat
pertama kita bertemu dan aku tak meresponmu hingga sejauh ini, pasti aku tak
akan merasakan bahwa aku telah menggilaimu, menganggapmu adalah cinta terakhir
untukku, dan bergantung oleh hidupmu, keputusan maupun pilihanmu, seolah akulah
yang akan menjadi seatap denganmu, dan sampai ku temukan hari tuaku bersamamu.
Itu gila!! dan aku telah gila karenamu.
Mengapa kepergian
selalu menyisihkan luka? menyayat kenangan indah? memporak-poranda sebuah hati
yang terbuai kebahagiaan? yang saat ini aku rasakan karena kepergianmu.
Pikirku.. kau akan kembali, membayar semua waktuku yang tersita karena harus
menunggumu, menemani kerinduan di setiap hatiku merintih mencarimu. Kabarmu
saja aku tak pernah tahu! Keadaanmu, kehidupan barumu.. bagaimana mungkin aku
bisa tetap setia menunggumu? Ingin sekali rasanya aku mencibirmu, melukaimu
dengan perkataan yang kasar, dengan sikap mengacuhkanmu, melenyapkanmu dari
kehidupanku, menghilangkanmu dari sudut perhatianku. Namun berkali-kali telah
kucoba mengabaikanmu seperti kamu yang tak pernah menganggapku ada bersamamu.
Dan aku tersadar bahwa Kegagalanku adalah Sulit Untuk Melupakanmu.
Dari Senyuman Lembut Sehabis Senja
teruslah menggapai harapanmu, dan
Aku Akan Setia MenungguMu
Aku Akan Setia MenungguMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar