Selasa, 07 Januari 2014

I Found My Love In The End Of The Year



Aku terhibur dengan percakapan di akun social twitterku… dengan orang-orang yang menyenangkan di dalamnya, sehingga aku terlena dengan semua cekikikan, kejaihilan, dan itu membuatku lupa akan rasa sakitku, yaa…. Sakit di dalam hatiku sejak dua tahun terakhir merayapiku, sehingga tak ku temukan cinta yang baru. Secara beruntun aku mengenali kamu.. melalui temanmu… dan teman dari temanmu yaitu seniorku, kaka kelasku dahulu. Semua terjadi tanpa skenario dan tanpa latar belakang kesengajaan, begitu alami dan apa adanya. Mungkin ini cara Tuhan untuk mengakhiri masa pemulihanku, menyusutkanku dari keterpurukan yang akhir-akhir ini setia bersamaku. Tahukan gimana rasanya di tenggelamkan puing-puing cinta? Mengerikan sekali rasanya, seakan aku pengidap penyakit hati yang sulit untuk disembuhkan. Terima kasih Tuhan.. aku bisa merasakan jatuh cinta lagi.. meski aku kurang yakin dengan perasaaanku ini.. tapi siapa yang peduli? “wooaaahhhh.. I’M FALL IN LOVE…” speker keras dari hatiku mengguncang telingaku.

Ternyata ini rasanya jatuh cinta — lagi.. seakan terbang ke bulan, melingkari bintang yang berbentuk hati dengan warna merah muda yang cerah. Dari mention di twitter kemudian beralih chat di BBM, begitu senangnya merasa di pentingkan oleh orang lain, seakan hidupku tak pernah tersiakan. Sepanjang hari kau sapa aku, setiap menit kau mengingatkanku, kau tawariku bantuan darimu namun aku selalu menolaknya dengan malu-malu. Sepanjang malam kita selalu berbincang-bincang melalui seluler yang berbeda provider yang harus membuatmu untuk lebih sering mengisi saldo di ponselmu. Tak pernah seharipun kau meninggalkan aku tanpa kabar, kamu selalu ijin ketika ingin pergi atau sekedar bermain dengan rekanmu. Ku perjelas.. kita hanya teman biasa yang memiliki rasa yang sama, kamu membuatku merasa paling terpenting, dan membuatku seakan telah singgah dihatimu.

Tubuhku mencair, hatiku luluh, nadiku berdenyut menggebu-gebu, aku gemetaran, suaraku hilang, jemariku berkeringat dan beku sesaat kau bilang “Aku menyayangimu.. melebihi status diantara kita, melebihi batasan rasa antara teman biasa, Aku menyayangimu.. kamu membuatku mencintai kehidupanku, membuatku menantikan hari esok bersamamu yang ku harapkan menjadi kekasihku. Bagaimana denganmu? Apa kamu menerimaku menjadi teman dekatmu? Pacarmu?” aku tak tahu harus menjawab apa… seandainya mudah untuk menjawab kata     YA     namun aku masih sulit mengunggapkannya, kisah dahulu selalu menghantuiku meski kamu meyakiniku dengan janji manismu, kenyataannya;         aku         masih     takut.     lama kau menunggu jawabku, tak kunjung kau temukan suaraku, kau alihkan aku dengan rencana pertemuan pertama kita, seakan kau memahami akan kebisuanku karena bukan kali pertama kau menanyakan hal yang sama padaku. Ketahui saja, selama delapan bulan kita dekat, tak pernah sejengkalpun aku melihatmu dengan nyata.

Merindukanmu kini selalu menyayat pikiranku, khayalan ingin memelukmu menjadi kehangatanku, ingin aku menatapmu saat kau kembali bertanya lagi padaku tentang perasaanku. Melakukan hal secara nyata dan tetap bersama, selalu ku nantikan saat itu. Delapan bulan kita bersama, tanpa kau sentuh aku, tanpa kau tatap aku, tanpa kau genggamiku. Kerinduanku akan dirimu memproteskan aku tentang keberanianku, menimbulkan konspirasi yang membuatku semakin tertekan membayangi akan dirimu. Namun aku tak ingin mendesakmu untuk menemuiku, karena jarak kita semakin jauh. Tiga bulan yang lalu, terakhir kali kau meminta aku untuk menemuimu sebelum kau pergi ke Kota lain; Kalimantan, kau akan bekerja disana. Kau merayuku, membujukiku, dengan segala cara kau berusaha untuk aku segera menemuimu namun saat itu aku masih ragu.

Dan sekarang, aku tak bisa membujuk maupun memintamu agar segera pulang karena penolakanku saat terakhir kau menggharapkan kita untuk bertemu, karena diriku yang terlalu gengsi untuk menemuimu, dan karena aku yang memperlambat pertemuan kita. Aku hanya bisa menunggumu, berharap kau membahasnya lagi, dan mungkin saat itu aku akan siap untuk mengungkapkannya, perasaanku; rasa cintaku padamu. Dengan tak sabar aku bertanya untuk yang kesekian kali saat kau meleponku “kau akan segera pulang kan? Berapa lama lagi? Apa kau tak merindukan aku?” kamu tertawa kecil “hehehe sudah berkali-kali kau menanyakan hal yang sama padaku, sabarlah aku pasti akan menemuimu, aku amat merindukanmu sayang” kau membuatku malu, aku salah tinggah “kau tak pernah memastikannya, aku tak puas dengan jawabanmu” lagi-lagi kau hanya merayuku, membuat rindu ini menusuk jantungku “sabar ya sayang, tak lama lagi aku akan pulang. Sekarang tidurlah.. esok akan menjadi kejutan barumu” aku membalas “kejutan apa? Besok kau pulang ya?” dengan suara renyahmu kau tertawa keras “hahahahaha kalau besok aku pulang pasti kau akan menolak menemuiku lagi” singkat aku membalasnya “tidak”  kamu semakin membuatku penasaran “sungguh? Lalu bagaimana dengan ulangan matematikamu besok? Bukankah itu akan merebus kepalamu hingga botak? Hahahahaha” selalu saja kau bisa membuatku seperti ini, terhanyut dengan keseriusan yang kau jadikan lelucon “hahaha aku akan meminjam rambutmu” tawa mengakhiri percakapan kita, karena kamu selalu memintaku untuk cepat tidur.

Bulanku kini datang.. aku berharap kaupun segera datang.. tapi saat usiaku genap 17 tahun tepat di tanggal 7 bulan ke duabelas itu kau hanya memberiku ucapan dan doa, serta rangkaian kata yang membuatku semakin merindukanmu, Aku sangat Merindukanmu. Hari-hari berlalu, aku sudah lelah menanyakan kepulanganmu, aku pikir kau pasti akan pulang pada saat yang tepat dan tanpa aku memintamu.  Akhir tahun akan segera kulalui, dan jika bukan kamu kejutanku di akhir tahun ini, aku berharap kau adalah kejutanku di awal tahun depan. Semoga kita segera bertemu. Seharian ini kau tak mengabariku, sehingga membuatku penasaran akan kabarmu, kucoba meneleponmu dan kucoba kirim chat di BBM, mengirimimu pesan singkat, menghubungimu melalui akun twittermu, tak ada satupun yang kau balas. Semua pesanku tak kau respon. Apa ada yang salah denganku? Apa aku menyakitimu? Tapi apa salahku? 2 hari kau tak meresponku, mungkin kah ini caramu untuk menjauhiku? Kau buatku tak bisa tidur dan melamun penasaran karenamu.

30 Desember 2012 sore hari kau mengabariku memintaku untuk menemuimu malam itu. Aku senang sekali mendengar kabarmu telah pulang dan kau memintaku lagi untuk bertemu, dengan semangat aku menyetujuinya. Tepat jam 20:00 kau meneleponku, kau menungguku di depan rumahku dengan baju warna putih yang telah kita sepakati aku menemukanmu bersandar di motormu, lalu kau ajak aku ke pantai. Di Ancol tepat di hadapan laut yang luas dan bisikan ombak yang memberiku hempasan angin yang menyambar, saat itu kau membicarakan tentang kita, tentang perasaanku, dan tentang hubungan kau denganku. Tak ku sangka, ku temukan cintaku di akhir-akhir tahun, kau memelukku dengan tubuhmu yang hangat, dan menciumku dengan caramu yang lembut. Kerinduanku telah melebur memanggil rintikkan hujan turun, namun tak ku siakan moment itu untuk berfoto denganmu, kau meminta orang lain mengabadikan pertemuan pertama kita. Kemudian kau mengantarku pulang.

Pagi pertama kau menjadi pacarku.. sangat manis perlakuanmu padaku, bahkan lebih manis dari biasanya. Kau meminta ijinku karena kau ingin mengunjungi makam Ayahmu. Kutunggu kabarmu hingga petang, kemudian kau melepon “Aku di depan rumahmu, bisakah kita bertemu sebentar?” katamu yang membuat aku terkejut, hampir ku tak ingin menemuimu karena sakit kakiku waktu itu, “sebentar saja sayang” sambungmu. Aku menemuimu dengan keadaanku yang lesu, lalu kutanya kau “Ada apa? Mau apa? Kakiku sakit, kalau tak penting kau hanya menambah kesakitanku lebih parah” aku bertanya dengan sedikit sebal “aku hanya ingin bertemu denganmu, ternyata kau mau menemuiku lagi setelah tadi malam” balasmu yang membuatku menjadi kesal dan berbalik arah mengabaikanmu “eeeh… tunggu dulu” kamu meraih tanganku sehingga membuatku berhadapan lagi denganmu, kemudian kamu beranjak menuju parkiran motormu dan kau kembali tiba-tiba mengejutkanku dengan 5 tangkai bunga mawar putih yang menutupi pandanganku dari apapun. Kau sangat manis, membuat wajahku tersipu dan lagi-lagi aku salah tingkah “buat kamu..” katamu sambil memberiku kejutan yang lain lagi “…ini juga buat kamu” sambungmu dengan 2 buah boneka lucu yang aku sukai. “terima kasih” kataku sambil tersipu dan aku merasa malu.


Kita habiskan acara malam tahun baruan melilingi Kota Jakarta yang ramai, meleburkan Kembang-Kembang Api yang indah dan berhamburan di atas langit, Malam itu terasa Indah buatku, di akhir tahun 2012 kau menutup ceritaku dengan sangat manis. Rintikkan hujan turun menjadi deras, kita singgah di terminal Bus sampai menunggu hujan reda, kau melindungiku dari air hujan yang menyembur kita, kau tutupi tubuhku dengan jaketmu, kau biarkan dirimu kedinginan dan memilih untuk menghangatkanku. Di terminal Bus ini kita menyaksikan Langit berwarna-warni seakan hujanpun tak dapat menghalangi Acara penutupan tahun yang selalu meriah ini, buatku.. ini adalah acara penutupan tahun pertama kali kurasakan, biasanya aku hanya menghakhirinya bersama keluargaku, namun kini aku akhiri bersamamu. Ku bilang padamu “Selamat Tahun Baru, Terima kasih malam ini sungguh indah, terima kasih telah bersabar untuk menemuiku, terima kasih atas perhatian yang sangat manis kau berikan padaku, terima kasih kau dapat mengobati luka hatiku, Aku menyayangimu” kemudian kau tersenyum dan “I love You” bisikmu mengakhiri malam Tahun Baruan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate